MEDIA DAN INFORMASI
Sekedar sebagai bahan masukan, sedikit berpendapat mengenai ’Media’ kita saat ini. Kalau kita lihat masih banyak berita-berita di Media, baik cetak maupun elektronik, lebih dominan diwarnai (ikut-ikutan mewarnai) oleh info-info kekerasan, kriminalitas, perbuatan asusila, dan pornografi. Sebagiannya lagi tampil sangat vulgar dan tidak sedap dipandang mata, bahkan bisa membuat kita ’muntah’. Ini menggambarkan demikianlahlah potret media kita hari ini, dan seperti itulah fenomena sosial masyarakat kita saat ini, yang mungkin sudah berbagai alasan dikemukakan.
Berita-berita yang menggambarkan suasana harmonis, ajakan positif dan edukatif, tenggelam oleh meluapnya info-info pembunuhan, yang disebabkan hanya karena persoalan sepele, perampokan, pelacuran, pornografi, dan masih banyak lagi kerusakan sosial yang terpampang secara vulgar dan detil di media-media, baik lokal maupun nasional, baik cetak maupun elektronik, yang itu terjadi hampir setiap hari. Sehingga wajar kalau kondisi ini mempengaruhi anak-anak dan generasi muda kita dalam membentuk kepribadian dan tujuan hidupnya. Meskipun memang faktanya seperti itu, ataupun isunya memang marketable, namun media seharusnya lebih dewasa dan tidak melupakan dampak negatif yang ditimbulkan dari sebuah informasi.
Jika hanya perbuatan negatif saja yang selalu ditampilkan, tanpa diimbangi dengan analisa atau informasi yang edukatif dan solutif dari sebuah berita ataupun bahasa, tanpa sadar kita telah memupuk suasana negatif tersebut ke dalam pikiran dan opini para pelanggan (yaitu ; pembaca koran/majalah, pendengar radio, penonton televesi, netter, dll).
Sajian informasi atau berita-berita tersebut memiliki dampak kepada para pelanggan, disamping terdapat dampak keuntungan bisnis bagi media dan perusahaan itu sendiri, Media juga perlu mempertimbangkan efek positif/negative sebuah berita, sejauhmana membawa kepada perubahan bagi cara berfikir dan kehidupan, sudah sehatkah informasi yang disuguhkan bagi para pembaca / pelanggan ?, tentunya hal ini perlu dikedepankan daripada semata-mata mencari keuntungan bisnis, mengingat media sangat berperan dalam mencapai kemajuan bangsa dan peradaban dunia.
Mencegah lebih baik daripada mengobati, hendaknya pinsip ini jangan diabaikan, terutama dalam keseimbangan media dalam memberikan informasi, selagi kondisi belum parah dan masih bisa diselamatkan. Karena media, secara sadar maupun tidak ikut berperan dalam mendidik bangsa dan masyarakat, terutama bagi para generasi muda yang masih perlu banyak belajar, yang merupakan calon pemimpin masa depan bangsa.
Media seharusnya menyadari akan penting & strategisnya posisi mereka dalam pembentukan opini, cara berfikir dan kepribadian para pembaca/pelanggan, jika terlalu di dominasi oleh informasi tentang kekerasan, amoral, pembunuhan, pornografi, dan kebobrokan sosial lainnya akan berdampak pada jiwa kasar, instant, EGP, pesimistis dan dan labil dalam menjalani kehidupannya, bahkan lebih parahnya bisa menimbulkan inspirasi/rencana baru dalam perilaku kejahatan sosial dan pelecehan seksual (baca juga yang ini). Kondisi tersebut lambat laun bisa menjadi tradisi masyarakat yang katanya modern dan intelektual, ini yang harus dibaca dan diantisipasi oleh semua pihak termasuk Media, agar kehidupan manusia semakin nyaman, cerdas, beretika, santun, saling menghargai dan menyayangi terhadap sesama. Input informasi yang diterima harus ‘diedit’ lagi agar tidak merusak kepribadian dan moral pengguna jasa, tidak melarutkan norma-norma agama, etika dan nilai-nilai ketimuran kita di masyarakat.
Media merupakan wadah yang sangat efektif dalam memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa, terutama kemajuan informasi yang seimbang, edukatif dan solutif, bukannya memaparkan kebobrokan dan kejahatan saja, apalagi erotisme/pornografi, sehingga mengarah kepada penafsiran dan inspirasi negatif oleh sebagian pelanggan.
Termasuk para Netter ataupun blogger juga perlu mempertimbangkan jika ingin menyuguhkan informasi-informasi, bangsa kita udah rusak bro…jgn ditambahin lagi dech…apalagi yg ‘Parno-Parno’ tuh, berat lho mempertanggungjawabkannya….seisi penduduk dunia ( 6,5 milyar lebih ) bisa melihat dan menikmati apa yg kita suguhkan, makanya..pertimbangkan lagi deh..!!
No comments:
Post a Comment