Thursday, March 25, 2010

Hati Yang Sakit

Hati sakit bila jarang sholat
Hati merintih bila jarang ke masjid
Hati lalai bila tak baca qur-an
Hati kufur bila tak mau bersyukur

Hati luka jika berdusta
Hati merana jika suka fitnah
Hati keras bila suka marah
Hati hampa jika tak punya cinta


Hati kotor bila bermaksiat
Hati sekarat bila tak segera tobat
Hati tersiksa bila terbelenggu nafsu
Hati tersesat bila jauh dari tuhan
Read More (Baca Selengkapnya)......

Saturday, December 19, 2009

KENAPA..

Kenapa Ya Tuhan Kami..

Kenapa masih ada sesal dan kecewa,
Kenapa masih ada bingung dan tanda tanya,
Jika semua ini karena-Mu Allah..

Tuhan, apa salah kami
ilmu dan hikmah apa yg belum kami ketahui,
dosa apa yg tlah kami perbuat..
sehingga kami tak mampu bersatu,
sehingga kami tak mampu mengendalikan nafsu,

Kenapa dgn perjuangan kami,
kenapa dgn ibadah kami,
kenapa dgn semangat kami,
Ada apa dgn perilaku kami selama ini

Dimana silap kami..
Dimana salah tafsir kami..

Akankah Engkau biarkan..
Sementara kami membela agama-Mu ?
Bimbing kami ya Allah..Tunjukilah kami..
Agar waktu kami tdk sia-sia,
Agar diri kami tdk hina di hadapan-Mu nanti ya Allah....!




Read More (Baca Selengkapnya)......

Thursday, December 17, 2009

Berhentilah Berpikir “Aku Tidak Bisa”

Menyembunyikan pikiran kerdil di dalam hati tetap akan terpancar kelemahan diri. Pikirkan keberhasilan, walaupun kita tidak mengucapkannya. Dan rasakan, dunia akan terasa lebih terang.

Hal utama yang membedakan antara orang yang berhasil dengan orang yang gagal dalam kehidupan ini adalah perbedaan cara berpikir. Orang yang gagal bukan berarti tidak punya kemampuan untuk berhasil. Orang gagal semata-mata karena mereka tidak mempunyai ide atau pikiran yang memungkinkan untuk berhasil.

Untuk mengetahui mengapa seseorang gagal dalam hidupnya, dapat kita lihat dari apa yang mereka pikirkan dan katakan. Apa yang terjadi kalau seseorang mengatakan, “Beginilah nasibku. Aku sudah menjalani kehidupan seperti ini dari tahun ke tahun dan tak banyak perubahan yang terjadi padaku. Ini sudah nasibku.” Kalau seseorang mengatakan seperti itu, maka dia sudah menutup pikirannya dan menutup segala kemungkinan untuk mencapai kondisi yang lebih baik. Pikiran, perasaan, dan perkataan kita yang kerdil, akan memancarkan kelemahan pada diri kita.

Orang-orang “kerdil” seperti ini cenderung menyalahkan orang tua atau nenek moyangnya karena membawa bibit keturunan yang kurang baik, atau menyalahkan keluarga yang membesarkannya karena tidak mengajarkan sesuatu yang baik. Atau bahkan menyalahkan lingkungan masyarakatnya hingga orang lain yang berada di ujung dunia pun akan disalahkannya. Pikiran tidak berdaya inilah yang membelenggu seseorang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Merasa tidak berdaya menyebabkan sikap, tindakan, kebiasaan, dan karakternya pun bergerak menuju ketidakberdayaan.

Bagaimana mengubah diri dari pikiran tidak berdaya menuju diri yang sanggup menatap masa depan yang lebih baik, lakukan langkah berikut ini.

Pertama, lenyapkan pikiran tidak berdaya dalam diri dengan alasan apapun. Misalnya, karena pendidikan rendah, tidak punya pengalaman, tidak punya waktu, tidak punya modal, atau alasan lainnya yang serupa.

Kedua, sadari dan yakini bahwa Sang Pencipta telah memberikan anugerah yang luar biasa pada diri kita berupa kesadaran diri, imajinasi, hati nurani, dan kehendak. Jika kita menggunakan anugerah itu dengan optimal dalam kehidupan ini, maka kita akan bisa mencapai cita-cita kita.

Ketiga, pikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk mengubah hidup kita menjadi lebih baik. Manfaatkan dan maksimalkan kemampuan yang ada pada diri kita.

Keempat, mulailah dari hal-hal yang bisa kita lakukan. Hidup ini akan menjadi rumit dan melelahkan jika kita bertindak diluar jangkauan kita. Berpikir dan bertindaklah atas hal-hal yang bisa kita lakukan. Kerjakan sesuatu itu dengan sungguh-sungguh, sekuat tenaga.

Kelima, buatlah komitmen dalam diri kita untuk menjadikan diri kita menjadi manusia pembelajar. Manusia yang memiliki kesadaran diri untuk terus memperbaiki diri dan berani untuk berubah menuju kehidupan yang lebih baik.

Keenam, mulai detik ini, berpikirlah selalu “Aku Pasti Bisa” serta iringi dengan meningkatkan kemampuan (skill) diri.

Ketujuh, berdo’alah..

Sumber: John Bews, Permainan Berpikir: Jabal
Read More (Baca Selengkapnya)......

Tags :

Dakwatuna :

Understanding Islam :